Oleh dokter Raehanul Bahraen
Betapa indahnya sebuah perkataan,

انتقد القول ولكن احترم القائل فـإن مهنتنا أن تقضي على المرض وليس المريض

“Kritiklah pendapatnya namun tetap hormati orangnya, karena tugas kita adalah menyingkirkan penyakit bukan menyingkirkan orangnya”
Mungkin yg bisa menjadi intropeksi kita bersama:
1. Tidak mencaci-maki dan menghina orangnya apalagi dia seorang muslim
2. Walaupun berbeda pendapat tetapi tetap bisa bersaudara, sebagaimana perkataan Imam Asy-Syafi’i.

Karena prinsip dakwah adalah hanya menyampaikan,
jika diterima alhamdulillah jika ditolak maka dia masih saudara kita,

perlu didoakan jika memang yg kita bawa adalah kebaikan
3. Bisa jadi kesalahannya hanya beberapa perkara & itu udzur baginya serta tidak ada manusia yg luput dari kesalahan

Kita yg mengkritikpun bisa jadi kesalahan kita lebih banyak dari dia, hanya saja Alloh menyembunyikan kesalahan² kita.
*Jadi renungkanlah ketika akan mencela orangya.*
4. Bisa jadi yg dikritik lebih mulia kedudukannya di sisi Alloh
5. Bisa jadi niat kita mengkritik bukan untuk menasehati, akan tetapi karena rasa hasad/dengki kita untuk menjatuhkan saudara kita
6. Jika bisa dilakukan 4 mata, maka sebaiknya demikian & kurang bijaksana jika mengkritiknya di depan publik, media sosial & tempat umum.

Karena bisa jadi ia menerima & mengaku salah tetapi gengsi menerimanya karena martabatnya sudah dijatuhkan dahulu atau malu terlihat kalah di depan orang banyak, tentu bukan ini tujuan kita.
7. Sebaiknya kritik dilakukan oleh mereka yg sudah berilmu & pengetahuannya luas

Adapun *pemula sebaiknya jangan, nanti malah memicu perdebatan & saling ngotot tanpa dasar ilmu.*
Selengkapnya :

Kritik Pendapatnya Namun Tetap Hormati Orangnya